Thursday, November 18, 2010

Bab Tambahan: Tekhnologi (2): Chevrolet Volt

"Perhatian"
"Siap"
"Memberi salam!"
"Selamat pagi Pak!"

Sekali lagi post dari blog ini akan diselingi oleh topik yang berbau tekhnologi dan berbahasa Inggris. Karena ini merupakan tuntutan pekerjaan, jadi mari kita nikmati saja.

The five-door compact hatchback 2011 Chevrolet Volt is GM’s first electric car. It provides 40 miles of battery range, plus a further 300 miles from a gasoline engine-generator that sends power directly to the car’s motor. It represents a major advance over gasoline-electric hybrids like the Toyots Prius, and its major competition is likely to be the Nissan Leaf, the all-electric hatchback with a 100-mile range, along with a plug-in hybrid version of the Toyota Prius, which is expected to go on sale for the 2012 model year. The Volt hasn’t yet been priced, though estimates hover around $40,000, but buyers will be eligible for a $7,500 Federal tax credit.



The Volt was unveiled—to wide public acclaim—as a concept car at the 2007 Detroit Auto Show, and the first examples will reach dealers in November or December 2010. Only 10,000 or so will be built for the 2011 model year, and perhaps 60,000 a year thereafter. It uses some of the same mechanical elements as the upcoming Chevrolet Cruze compact sedan, but only the Volt has a lithium-ion battery pack located in the tunnel between the front seats and extending under the rear seat. It drives entirely like a “normal car,” although without any transmission shifting noises, and like most electric cars, its acceleration from a stop is brisk and continuous.
As a brand-new model, the Volt comes only in a single body style, and the few option choices aren’t yet final. No sunroof is available, and the only exterior option will be a choice of silver paint or polished chrome on the five-spoke 17-inch wheels. Inside, a navigation system can be integrated into the dashboard stack, and two-tone leather upholstery can be specified rather than the standard cloth. Heated seats will also be offered. The car comes with the necessary charging cord to plug it into a standard wall outlet, and recharging the pack will take roughly five hours.
The EPA hasn’t yet decided how to rate the gas mileage of a car that runs significant distances purely on electricity from the grid. Some drivers may never use the gasoline engine, meaning their gas mileage approaches infinity. Others might drive more than 40 miles every day, using the gasoline engine once they have depleted the battery. So it’s worth taking any “mileage” figures for the Volt with a large grain of salt. As they say, “your mileage may vary” depending on how you use a car like the Volt. It’s also important to note that the Volt is often called a plug-in hybrid, because it has two energy sources. But unlike plug-in versions of conventional hybrids, the Volt is powered solely by electricity. Even if the “range extender” gasoline engine switches on, it doesn’t turn the wheels mechanically. Instead, it turns a generator that provides power to the electric motor driving the front wheels.

Sunday, November 7, 2010

Bab 1: Childhood (1): Sup Belalang Beralkohol

"Perhatian"
"Siap"
"Memberi salam!"
"Selamat pagi Pak!"

Oke selamat pagi anak-anak! Sekarang kita sudah memasuki bab asli brahmastralogy. Kita memasuki bab 1, yaitu childhood atau masa kanak-kanak.

Masa kanak-kanak siapa? Ya gua dong hehe. Judulnya aja brahmastralogy.

Oke, cerita dimulai saat kira-kira gua berumur 7 tahunan. Waktu itu lagi hari libur, dan gua bosen banget. Setelah berpikir dengan sangat keras buat nyari kegiatan, tiba-tiba muncul satu ide cemerlang. Ide yang bisa membuat bangga kedua orangtua. Ide yang bisa memajukan bangsa dan negara.

Ide itu adalah NGOLEKSI AWETAN SERANGGA. Ngoleksi serangga?! Bagaimana bisa anak yang tiap hari cuma mainan tanah dan gelinding-gelinding di aspal bisa punya ide buat ngoleksi serangga?!

Yak, dengan mantap gua memutuskan. Gua akan ngoleksi awetan serangga! Gak ada seorang pun yang boleh menghalangi.

"Kok sadis pak?"

Tadinya malah mau koleksi awetan anak tetangga. Tapi tempatnya gak cukup.

Nah sejak saat itu, gua mulai rajin buat ngumpulin berbagai macam serangga kayak capung, kumbang, kupu-kupu, dan bahkan serangga Maliq.

Sketsa kasar bentuk serangga Maliq.

"Jayus lo pak. Itu mah Angga."

Oke gua salah. Back to the topic.

Cara ngawetin serangganya itu pake alkohol. Jadi,
  1. Tuang alkohol secukupnya ke satu wadah.
  2. Celupin serangga ke alkoholnya.
  3. Tunggu sekitar satu jam (kalo gak salah)
  4. Dan terakhir dipajang di figura. Serangganya ditusuk pake paku kecil di figuranya.
Dan suatu hari, gua nemu sesuatu yang sangat indah. Sesuatu yang menyejukkan hati. Sesuatu yang bisa membuat anak kecil tersenyum. Sesuatu itu adalah

BELALANG

 Eits, bukan sembarang belalang. Tapi 

BELALANG GEDE

Gua pun seneng banget. Baru kali ini nemu belalang segede ini. Langsung gua tangkep itu belalang dan gua celupin ke dalem alkohol. Wadah alkoholnya gua taro di meja makan, di atas toples. Kebetulan waktu itu Ibu-saya-tercinta abis masak sup, supnya ditaro di sebelah toples, yang artinya dibawah wadah alkohol.

 Skema tkp.

Saking senengnya, gua gak sabar nunggu proses pengawetannya. Dan akhirnya wadahnya kesenggol dan jatoh ke mangkuk sup. Ya, wadah yang isinya alkohol sama belalang itu jatoh ke mangkuk sup bikinan Ibu-saya-tercinta.

Gara ulah gua, ada belalalang yang ngambang-ngambang ditengah kumpulan sosis sama wortel. DAN SUPNYA MASIH PENUH BUAT SEKELUARGA!

Mati gua. Gimana kalo gua dijual buat dijadiin budak sama Ibu-saya-tercinta gara-gara ini?! Untung lagi gak ada orang.

Akhirnya gua cepet-cepet keluarin belalangnya terus gua taro di figura (jangan lupakan tujuan awal). Tapi ada yang gak bisa gua ubah, supnya udah kecampur sama alkohol satu mangkok. Akhirnya gua pun kabur. Klasik memang, kabur.

Siangnya, Ibu-saya-tercinta manggil gua

Ibu-saya-tercinta : "Ben, makan dulu. Itu ada sup."

Gua : "Nanti aja Maahh."

Ibu-saya-tercinta : "Heehh.. Ga boleh gitu! Ini uda Mamah ambilin."

Gua : "Masih kenyang Mah."

Ibu-saya-tercinta : "Udah sini, Mamah suapin."

Terpaksa gua gak bisa nolak lagi. Akhirnya gua makan semangkok berdua sama Ibu-saya-tercinta, gua disuapin.

Ibu-saya-tercinta : "Supnya enak kan?"

Gw : "Mmm.. i-iya."

Ibu-saya-tercinta : "Diabisin ya."

Nooooooo!!!!! Akhirnya gua sadar kalau kemungkinan gua dijual buat dijadiin budak itu gak mungkin. Tapi kalau sekeluarga mabok gara-gara ini, itu sangat mungkin!

Untungnya gak ada yang kenapa-kenapa. Sejak saat itu gua gak pernah ngoleksi serangga lagi dan jadi anak yang berbakti. Maaf ya belalang.


Nah sekian pelajaran kali ini, semoga berguna.

Bab Tambahan: Tekhnologi (1): Leica S-System

"Perhatian"
"Siap"
"Memberi salam!"
"Selamat pagi Pak!"

Yak selamat pagi anak-anak. Khusus kali ini, bapak akan mengajarkan tentang tekhnologi yang merupakan tuntutan pekerjaan (Tugas dari Pak Joko). Tetapi tenang saja, bab berikutnya akan mempelajari bab asli pelajaran brahmastalogy. Jadi, ayo kita mulai.


PERFECTION HAS A NAME: THE LEICA S-SYSTEM



Developed exclusively for digital photography without any compromises. With the size and handling of a 35 mm camera, its performance and quality set new standards for medium-format photography. The complete Leica S-System was developed together with professional photographers, with the goal of offering high quality pictures and effortless operation and handling.

 

The entire system is based on a totally new image sensor in Leica S-Format, 30 x 45 mm in size and the classic Leica aspect ration of 3 to 2. The large area and integrated design afford optimal picture quality. With 37.5 million pixels, cropping is never a problem, even for large-format prints.

The camera is the perfect instrument; the photographer can now focus on taking pictures rather than on the technology. The LEICA S2 components are the very best quality and finely tuned to one another, producing the perfect picture that is naturally sharp and does not require digital correction.


You can get it with only Rp 253.632.200,- here

Kata Pengantar

Brahmastralogy,

Hm? Pelajaran apa ini?

Berawal dari tugas TIK dari Pak Joko, guru TIK SMA 61 tercinta, blog ini pun tercipta. (Terima kasih Pak.) 

Sketsa kasar wajah Pak Joko.
Dan, ini adalah pelajaran baru. Tapi apa isi dari pelajaran ini? Apakah ini pelajaran tentang
  1. Paham baru? Brahmastraisme? Bukan.
  2. Unsur baru? Brahmastranium? Ngarang.
  3. Hukum baru? Hukum Ketampanan Brahmastra I? Mustahil.
  4. Olahraga baru? Sepak Brahmastra? Kayaknya sih asik, tapi kasian.
Sebenernya, gurunya (gua) pun gak tau apa isi dari pelajaran ini.

Sketsa kasar wajah guru pengajar Brahmastralogy.
Tapi bisa kita lihat tagline-nya, "The Study of Brahmastra Bayang Sambadha" yang berarti "Ilmu yang mempelajari tentang Brahmastra Bayang Sambadha". Menarik bukan?

Yah apapun isinya, semua orang bebas kok mempelajari dan menikmati pelajaran ini :)

Akhir kata, selamat belajar nak.


Oh iya, silahkan kunjungi juga blog dari Pak Joko, IT Popular. Terimakasih.

Thursday, January 21, 2010

Search